AL-NASIKH WA AL-MANSUKH (Deskripsi Metode Interpretasi Hadis Kontradiktif)
DOI:
https://doi.org/10.37397/almajaalis.v2i2.28Kata Kunci:
Metode, Nasikh, Mansukh, Hadis, Solusi, HarmonisasiAbstrak
Penelitian ini hendak mencari jawaban beberapa persoalan, di antaranya; yaitu bagaimana penerapan metode na>sikh dan mansu>kh untuk interpretasi hadis dan mengapa harus dengan metode tersebut? Apakah ia menjadi solusi harmonisasi hadis-hadis yang bertentangan? Bagaimana model naskh yang terjadi pada sebuah hadis?
Kajian ini merupakan jenis penelitian pustaka, berinduk pada tulisan-tulisan ulama klasik. Selanjutnya, metode deskriftif adalah metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis pada penelitian ini. Sebuah metode pendekatan yang dipakai untuk menjelaskan persoalan tertentu yang bersifat apa adanya. Pada prakteknya, penulis dalam pembahasan ini berusaha mengemukakan beberapa metode interpretasi hadis yang berstatus naskh(nasikh dan mansukh) disertai pemilihan dan pengelompokan hadits sebagai hadits nasikh mansukh dengan penjelasannya.
Penelitian ini berhasil menjawab bahwa nasikh dan mansukh digunakan oleh sebagian ahli hadits apabila mereka kesulitan dalam menggabungkan dua hadits yang bertabrakan dan tidak dapat diharmoniskan, serta di antara keduannya diketehui mana hadits yang muncul belakangan. Mengidentifikasi hadis-hadis naskh dapat dilakukan melalui penelusuran pada pernyataan terang dari Nabi, perkataan dan penjelasan sahabat Nabi. mengetahui sejarah, seperti hadits Syaddad bin ‘Aus dan Ijma’ ulama’. Dan ditinjau dari model naskh pada teks(redaksi dan hukum), substansi nasikh/mansukh berlaku pada tiga keadaan;(1)hukum sebuah redaksi dihapus, namun redaksinya tetap. (2)redaksisnya dihapus, namun hukumnya tetap. (3) hukum dan redaksinya dihapus.