PERIWAYATAN HADIS SECARA MAKNA PERSPEKTIF MUHAMMAD AMIN AL-SYINQITHIY
DOI:
https://doi.org/10.37397/amj.v11i2.475Kata Kunci:
riwayah bil makna, riwayat secara makna, periwayatanAbstrak
Perdebatan tentang periwayatan hadis secara makna bukanlah sesuatu yang baru. Akar masalah ini timbul karena adanya pernyataan Rasulullah yang melarang dan dalam riwayat lain Rasulullah malah membolehkan. Kebolehan periwayatan secara makna dikhawatirkan berpeluang pada berubahnya makna hadis sebagai konsekuensi dari perubahan teks. Para ulama kaum muslimin di antaranya Muhammad Amin Al-Syinqithiy menentukan syarat dan batasan terkait periwayatan secara makna dan siapa saja yang boleh melakukannya. Beliau menentukan syarat dan batasan tersebut agar perawi yang kesulitan dalam meriwayatkan secara lafaz dapat meriwayatkan secara makna sebagai bentuk kemudahan. Ketentuan syarat dan batasan tersebut juga agar perawi yang meriwayatkan secara makna tidak liar dalam meriwayatkannya sehingga hadis terjaga keautentikan dan keorisinalannya dari penyelewengan dan pemalsuan. Dengan mengangangkat judul penelitian tersebut, peneliti ingin mengetahui tentang apa hukum periwayatan secara makna dan apa saja syarat dan batasan ketika melakukannya. Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan kualitatif yang bersifat kepustakaan, dan berdasarkan hasil temuan penelitian, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa periwayatan hadis secara makna hukumnya boleh menurut Al-Syinqithiy, tetapi terdapat syarat-syarat dan batasan-batasan yang ketat dan wajib dipenuhi ketika meriwayatkannya.