Anomali Istidlal Perang Jamal terhadap Bolehnya Kepemimpinan Wanita

Penulis

  • Abdurrahman Saleh Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'I
  • Marwan Mas'ud Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'I

Abstrak

Anomali istidlal adalah menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan ber- istidlal dalam berhukum dengan suatu kajian nas keagamaan. Feminis muslim mengangkat sosok ‘Aisyah radhiallahu ‘anha sebagai figur emansipasi perempuan pada tulisan-tulisan mereka, karena dinilai memiliki andil besar terhadap isu gender, khususnya pada peristiwa Perang Jamal. Namun, berdalil dengan peran ‘Aisyah sebagai pemimpin pada Perang Jamal memiliki anomali-anomali. Tujuan dari penelitian ini  adalah memaparkan dan menganalisis takhrij hadis larangan menjadikan wanita sebagai pemimpin dan penjelasannya serta sisi anomali. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research dan memaparkannya secara deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadis Abu Bakrah dan hadis Hau’ab adalah hadis sahih dan kandungan hadis Abi Bakrah dan hadis Hau’ab mengandung makna larangan kepemimpinan wanita. Anomali istidlal Perang Jamal terhadap bolehnya kepemimpinan wanita:
pertama, keinginan ‘Aisyah untuk kembali ke rumah. Kedua, keluarnya ‘Aisyah menuju Bashrah bukan untuk berperang melainkan untuk mendamaikan antara dua kubu yang bertikai. Ketiga, ketidaksetujuan para Sahabat seperti Abu Bakrah dan Ummu Salamah terhadap ijtihad ‘Aisyah. Keempat, terdapat penyesalan ‘Aisyah terhadap tragedi Perang Jamal.


Kata kunci: Anomali; Hadis; Kepemimpinan Wanita.

Unduhan

Diterbitkan

31-10-2024 — Diperbaharui pada 11-02-2025

Versi

Cara Mengutip

Saleh, A., & Mas’ud, M. (2025). Anomali Istidlal Perang Jamal terhadap Bolehnya Kepemimpinan Wanita. AL-ATSAR: Jurnal Ilmu Hadits, 2(2), 38–51. Diambil dari https://ejournal.stdiis.ac.id/index.php/al-atsar/article/view/431 (Original work published 31 Oktober 2024)